Evaluasi Program Pemberian Suplemen Zat Besi Untuk Mengatasi Anemia Pada Balita Stunting. – Iv EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SUPLEMENTASI DARAH DENGAN PIL UNTUK REMAJA PEREMPUAN DI KECAMATAN KERJA PUSKESMAS KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018 Oleh : NUR HASANA NIM. P00313017068 KEMENTERIAN KESEHATAN RI PROGRAM DIPLOMA IV GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI 2018

Latar Belakang: Penggunaan pil penambah darah bagi remaja putri di wilayah Buton Utara dapat dikatakan tidak efektif karena pada tahun 2016 pelaksanaan hanya dilakukan di 4 Puskesmas dari 10 Puskesmas di Buton Utara. Berdasarkan wawancara pendahuluan langsung dengan beberapa remaja putri wilayah kerja Puskesmas yang melakukan kegiatan tersebut, diketahui bahwa 8 dari 10 remaja putri tidak meminum pil besi yang diberikan karena takut tekanan darahnya naik. Berdasarkan fenomena tersebut, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan program suplemen darah tablet bagi remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Coulissus Baton Utara tahun 2018. Tujuan : Untuk mengetahui input, proses, dan outcome dari pelaksanaan program suplementasi darah bagi remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Coulissus Baton Utara tahun 2018. 018. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil: Input yang meliputi sumber daya manusia, alokasi dana, sarana dan prasarana tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan program. Proses yang meliputi persiapan memenuhi pedoman pelaksanaan, sedangkan pendistribusian, pemantauan, pencatatan, dan pelaporan tidak memenuhi pedoman pelaksanaan program. Keluaran yang meliputi ruang lingkup kegiatan, serta ketepatan tujuan, waktu dan distribusi, tidak memenuhi kaidah-kaidah pelaksanaan program. Kesimpulan: masukan tidak sesuai, proses umumnya tidak sesuai, keluaran tidak sesuai. Kata kunci: evaluasi, plat besi remaja, input, proses, output.

Evaluasi Program Pemberian Suplemen Zat Besi Untuk Mengatasi Anemia Pada Balita Stunting.

Evaluasi pelaksanaan program pil transfusi darah bagi remaja putri di wilayah operasi Puskesmas Kulisusu

Gizi Dalam Daur Kehidupan

ABSTRAK Latar Belakang: Pemberian pil KB kepada remaja putri di wilayah Baton Utara dapat dikatakan tidak efektif, karena hanya 4 Puskesma dari 10 Puskesma di Kabupaten Baton Utara yang melakukannya pada tahun 2016. Survey pendahuluan terhadap beberapa remaja putri wilayah kerja Puskeshmas yang melakukan kegiatan ini diketahui bahwa 8 dari 10 remaja putri tidak meminum pil yang dicampur darah karena takut tekanan darah di tubuhnya meningkat. Berdasarkan fenomena tersebut, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan program pil transfusi darah bagi remaja putri di tempat kerja Puskesmas Kulisusu Kabupaten Baton Utara Tahun 2018. Tujuan: Untuk mengetahui input, proses, dan outcome dari pelaksanaan program pil transfusi darah bagi remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kulisusu Kabupaten Baton Utara tahun 2018. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil: Kontribusi yang meliputi sumber daya manusia, alokasi dana, serta sarana dan prasarana tidak memenuhi pedoman pelaksanaan program. Proses yang meliputi persiapan memenuhi pedoman pelaksanaan, sedangkan pendistribusian, pemantauan, pencatatan, dan pelaporan tidak memenuhi pedoman pelaksanaan program. Keluaran yang meliputi cakupan kegiatan, ketepatan sasaran, waktu dan distribusi belum memenuhi kaidah-kaidah pelaksanaan program. Kesimpulan: masukan tidak sesuai, proses umumnya tidak sesuai, keluaran tetap tidak sesuai. Kata kunci: penilaian, tablet donor darah remaja putri, pengenalan, proses, keluaran.

Gambar 1. Konsep kegiatan monitoring dan evaluasi ……………………………………….. 28 Gambar 2. Kerangka Konsep Kajian ……………………………………………………… 29 Gambar 3. Alur Pengajuan dan Pelaporan Umpan Balik ………………………………………. 53

Lampiran 1. Kartu contoh suplemen makanan Lampiran 2. Formulir pemantauan target program untuk remaja putri di sekolah Lampiran 3. Kuesioner penelitian Lampiran 4. Izin penelitian Lampiran 5. Sertifikat penelitian Lampiran 6. tasi

Informan 3: “Biasanya dua orang, hanya seorang ahli gizi dan seorang perawat…menunggu pembagian. Padahal, di sini juga ada nutrisi, kami dua ahli gizi… dua perawat. Seorang ahli gizi yang mendistribusikan… satu orang memberi nasihat tentang cara memberikannya. Karena secara otomatis mengubah siswa. Sudah ada yang tidak haid sebelumnya, dan bulan depan mereka pergi.”

Profil Gender Dan Anak Kota Bandung 2022 By Open Data Kota Bandung

Informan 4: “Sejauh ini kami sebenarnya hanya menyimpan ji di kotak obat…kalau-kalau ada yang tidak datang. Nanti kalau sekolah, kita bagi-bagi… kecuali ada tempat khusus untuk menyimpannya… eh, belum ada.’ Dari kutipan di atas, salah satu guru UCS menyatakan bahwa tablet

Informan 3 : “Belum ada…belum ada” “Jadi selama ini kamu pakai konseling apa? Ya, kami mencarinya sendiri. Bawa Flash Anda Sendiri”

Informan 1 : “Untuk proses perencanaan target, kami berdasarkan target tahun lalu untuk remaja putri di sekolah.. kebutuhan suplemen zat besi juga berdasarkan target tahun lalu.” “Lalu bagaimana dengan menetapkan jumlah target untuk pembelian pil darah?” “Kami mendata di sekolah-sekolah…semua SMP…yakni SMP/SMA di wilayah kerja setiap puskesmas di wilayah Baton Utara”

Informan 2 : “Pembeliannya sendiri bisa dari provinsi… obat untuk programer. Dan untuk kabupaten/kota dari dana tujuan khusus”

E Modul Epidemiologi Gizi By Edy Marjuang Purba

Informan 1 : “Oh sering… berapa kali eh… di SMP, SMP 1. Sekitar 4 kali. Saya di SMP 1 Kulisusu lalu SMA 1. Saya di dinas kesehatan. Di SMP 1 Wakorumba Utara dan SMA 1 Wakorumba Utara”

Informan 3 : “setiap ada kuliah terus konsultasi… karena otomatis mahasiswanya berganti-ganti. Adam belum pernah haid sebelumnya, kadang bulan depan.” “setiap bulan… ya, setiap bulan selama empat minggu”

Informan 4 : “sosialisasi…mungkin dulu waktu dikasih pil suplemen darah, ada sosialisasi dulu baru dikasih terus. Setelah itu, tidak seperti sebelumnya. Selama 2018, ini tidak terjadi sama sekali”

“Kurangnya sosialisasi memang yang dialami anak-anak di sini… kami sering begadang nonton. Pokoknya kurang bersosialisasi. Kurang paham”. Informan 5: “Baru-baru ini pertama kali… di aula dinas kebersihan, saya kira. Sosialisasi di sekolah baru langsung dapat pil anti adiksi…udah lama Kelas X Semester 2 2017.” Informan 6 : “ummmmmmm… saya tidak tahu karena… saya benar-benar tidak mengikutinya. Saya hanya tahu tentang UKS, tapi saya baru tahu… tapi mungkin ada penerapannya juga, tapi saya tidak begitu mengerti.’ Informan 7 : “sudah… tahun ini juga. Kita sudah dua kali. Disini…di kelas…keduanya di kelas.”

Pdf) Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah Darah …repository.poltekkes Kdi.ac.id/771/1/skripsi Anna Fix.pdf · Iv Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah

Informan 2 : “Alur pendistribusian… dari launching… bisa dilihat dari request dari launching, bisa dilihat dari LPLPO (Lembar Permintaan Obat)… atau bisa juga dari request programmernya sendiri.”

Informan 3 : “Sampai bulan ke 4 2018… tahun 2016 ada Fe, tapi tidak lazim sampai bulan 1 2017. Oh… Kalau sebelum bulan 12 Fe itu terus… semua SMP/SMA yang sudah haid SMP… yang belum haid.’ “Selama sebulan terakhir tidak ada 1-3 pil, sehingga tidak dibagikan.” “setiap bulan memberi … um empat minggu”

Informan 4 : “Sebenarnya saya punya…kalau saja saya kemarin dan bukan saya…saya akan urus kemarin. Jadi saya tidak tahu pasti… itu baru saja diberikan.” Informan 5 : “Pernah… pas sosialisasi di sekolah langsung dikasih, tapi kayaknya karena banyak salah paham dari teman-teman banyak yang takut makan konsumsi ini. Banyak sekali… ada yang dibuang, ada yang disimpan begitu saja.”

“Aku meminumnya sekali karena itu adalah hari menstruasiku dan aku merasa darahku tidak cukup karena pusing, jadi aku meminumnya sekali ketika aku memberikannya … meminumnya di rumah, kurasa aku pulang dari sekolah setelah makan.” Informan 6 : “ehm… kayaknya belum, seingat saya… entahlah pasti… mungkin saya di luar zona atau apa. Bisa”. Informan 7: “sudah… dua kali. Waktu tahun lalu sama dengan bulan… sekitar 3 bulan.’

Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan

Informan 1 : “Kalau kita pantau kegiatan, kita lihat datanya dan itu saja. Kalau belum ada on-site assessment, kita lihat lingkup kerja TPG di Puskesmas.” “Tidak ada penelitian… karena programnya baru” Informan 3: “untuk monitoring… kadang kita tidak bisa mengantri, kita hanya menanyakan bulan depan apakah Fe habis atau tidak… disana akan terlihat siapa yang minum Fe dan siapa yang tidak. Biasanya kalau mereka minum, mereka meminta kembali.

Informan 3 : “Tolong catat sendiri TPGnya… karena gurunya masih belum terlibat apa-apa… Cuma kita langsung ke sekolah-sekolah saja, guru-gurunya tinggal tunjuk.”

Informan 3 : “Saya tidak ingat ruang lingkup kegiatannya.. tapi sepertinya semua yang sudah haid ditanggung. Informan 1 : “Saya lihat-lihat saja.”

Suplemen zat besi, vitamin zat besi untuk balita, suplemen zat besi untuk anemia, suplemen zat besi untuk ibu hamil, stunting pada anak balita, suplemen zat besi untuk ibu menyusui, zat besi untuk anemia, suplemen zat besi untuk balita, suplemen untuk anak stunting, gejala kurang darah atau anemia antara lain dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi, makanan zat besi untuk anemia, suplemen untuk zat besi

By admin