Evaluasi Program Pemberian Imunisasi Dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Balita. – Evaluasi pelaksanaan program pencegahan penyakit terkait intervensi gizi Gerakan 1000 HPK di Puskesmas Pegang Baru Kabupaten Pasaman Gina;Edison;Eni tahun 2019.
Masa kritis pertumbuhan dan perkembangan seorang anak disebut 1000 hari pertama kehidupan, yang dipengaruhi oleh budaya ibu selama kehamilan, kehamilan dan menyusui. Masalah gizi yang bisa muncul pada masa ini adalah sesak napas. Salah satu program dalam Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (FLD) untuk menghindari kebingungan adalah cara memperoleh makanan. Tujuan: Menganalisis evaluasi pelaksanaan program pencegahan gegar otak mengikuti strategi kesehatan alternatif Gerakan 1000 HPK. Metode: Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pegang Baru dengan menggunakan desain kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan Focus Group Discussion (FGD). Komponen yang dikaji adalah sumber daya (keuangan, manusia, obat-obatan, pedoman dan SPO), proses (perencanaan, pengorganisasian, inisiasi, pemantauan, pencatatan dan pelaporan) dan hasil (pencapaian indikator gizi tertentu). Hasil: Penempatan bagian; tidak ada dana khusus untuk prosedur pengelolaan makanan, ada kekurangan pekerja makanan dan tidak ada pedoman dan SOP terkait penanganan gangguan. komponen kebijakan; Persiapan tidak dilakukan dari bawah ke atas dan tidak semua aspek makanan dicatat. komponen keluaran; Anak-anak yang mendapat kapsul vitamin A dan ibu hamil dengan tingkat energi rendah (KEK) yang mendapat PMT memenuhi target dan ada program khusus terkait gizi yang tidak bisa mereka evaluasi. Kesimpulan: Pencegahan frailty melalui program berbasis nutrisi tidak menurunkan frailty di bawah 20%. Kata kunci: evaluasi program, keterlambatan perkembangan, intervensi gizi khusus
Evaluasi Program Pemberian Imunisasi Dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Balita.
Masa kritis pertumbuhan dan perkembangan seorang anak disebut 1000 hari pertama kehidupan. Itu tergantung dari kondisi pola makan ibu selama hamil, hamil dan menyusui. Gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada periode ini bersifat jangka pendek (short-term). Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting merupakan cara lain untuk mendapatkan pangan. Tujuan: Menganalisis implementasi program pencegahan gegar otak dari diet khusus Gerakan 1000 HPK. Metode: Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pegang Baru. Desain penelitian kualitatif menggunakan wawancara mendalam, observasi dan Focus Group Discussion (FGD). Komponen yang dikaji adalah input (pendanaan, SDM, obat-obatan, pedoman dan SOP), proses (perencanaan, pengorganisasian, promosi, pemantauan, pencatatan dan pelaporan) dan hasil (pencapaian indikator gizi). Hasil: tingkat pemula; tidak ada dana khusus untuk kesadaran gizi, kekurangan tenaga gizi, dan tidak ada pedoman dan SOP untuk masalah pernafasan. kebijakan kabupaten; Persiapan tidak dilakukan dan tidak semua aspek nutrisi dicatat dan dijelaskan. Unit keluaran; Anak-anak yang menerima kapsul vitamin A dan wanita hamil dengan defisiensi nutrisi kronis yang menerima suplemen nutrisi memenuhi tujuan dan tidak ada program terkait nutrisi lainnya yang dapat dievaluasi. Kesimpulan: Mencegah kelemahan melalui rencana nutrisi mungkin tidak mengurangi kelemahan di bawah 20%. Kata kunci: evaluasi program, keterlambatan perkembangan, strategi nutrisi spesifik
Pekan Imunisasi Dunia 2023, Sehatkan Anak Dengan Imunisasi Lengkap!
Korespondensi dengan Penulis : 1. Program Studi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAIA Padang 2. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang 3. Bagian IKA RSUP Dr. M. Djamil Padang Korespondensi: Edison, Email: edisonaji@gmail
Kecacatan dan tinggi badan di bawah konversi WHO. Keterlambatan tumbuh kembang anak menunjukkan rendahnya status sosial ekonomi keluarga anak. 1 Keterlambatan tidak hanya mempengaruhi perkembangan kebijaksanaan, tetapi juga pertumbuhan dan perkembangan negara karena menyebabkan berkurangnya pekerjaan baik orang. 2 Masa tersulit tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh cara makan ibu selama hamil, hamil dan menyusui. 3 Pergerakan 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) atau masa emas adalah masa dari konsepsi sampai dua tahun anak, yang terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama kehidupan setelah kelahiran anak . anak. Salah satu program yang termasuk dalam Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dalam rangka pencegahan stunting adalah cara lain untuk mendapatkan makanan yang diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 sampai 23 tahun. 4 Tahun 2013 Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2%, meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 dan 36,8% pada tahun 2007. . Myanmar (35%), Vietnam (23%) dan Thailand (16%). 5 Prevalensi gagap di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah 30,8%. 6 Persentase anak hidup sendiri (pendek) di Sumbar periode 2015-2017 adalah 19,4%, 18,9% dan 21,3% dari 19 kabupaten/kota, dan Kabupaten Pasaman memiliki jumlah anak hidup sendiri (low ), yaitu 21 ,1% dan 21,1% 25,1%. 7 Berdasarkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Kabupaten Pasaman antara 12 kecamatan di Kecamatan Panti, Puskesmas Pegang Baru dan Puskesmas Pegang Baru serta jumlah balita cacat (rendah) tahun 2015-2017. 17,3%, 26% dan 16,8%. 8
Strategi dan kegiatan terkait gizi lainnya ditujukan untuk kelompok sasaran lain, seperti anak-anak, ibu hamil, anak perempuan, dll. 9 The Lancet Mother and Child Series melaporkan bahwa intervensi nutrisi telah terbukti mengurangi stunting oleh sepertiga populasi dunia, termasuk intervensi untuk meningkatkan dan memperkuat pemberian ASI, dukungan untuk pemberian ASI eksklusif, dan konseling nutrisi untuk anak, pengobatan malnutrisi dan pengobatan malnutrisi. penyakit. 10 Studi pertama yang dilakukan pada tujuh ibu hamil di bawah usia lima tahun menunjukkan enam ibu (85,8%) mengalami KEK selama kehamilan dan mendapat makanan pendamping ASI (PMT), tetapi ibu jarang minum, ibu hanya menyusui anaknya sampai. anak berumur 3 tahun, sudah berbulan-bulan dan ibu tidak membawa anaknya ke posyandu dan anaknya tidak mendapat vaksinasi lengkap. Berdasarkan keterangan bidan Puskesmas Pegang Baru mengatakan bahwa upaya yang dilakukan untuk mencegah stunting di Puskesmas Pegang Baru adalah PMT untuk balita (pemberian biskuit), PMT untuk ibu hamil KEK (pemberian susu dan biskuit). pelayanan bulanan tentang anthro pada posi dan pemberian vitamin A dan garam beryodium. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengevaluasi evaluasi program anti kejang berdasarkan strategi gizi spesifik Gerakan 1000 HPK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana mengevaluasi pelaksanaan program untuk mencegah kebingungan dengan mengikuti rencana diet khusus dari 1000 kelompok HPK.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara detail mengenai evaluasi pelaksanaan program pencegahan Gerakan 1000 HPK di Puskesmas Pegang Baru Kabupaten Pasaman. Survei dilakukan sejak September 2018 hingga Juni 2019.
Wilda Devi Soleha
Bagian Hasil Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa ada beberapa indikator gizi yang belum mencapai target, bahkan ada yang belum tercapai sama sekali (0%), misalnya keluarga yang mengkonsumsi garam beryodium. Beberapa kegiatan program dukungan gizi khusus yang dilaksanakan di Puskesmas Bar Pegang adalah pemberian obat cacing, seng untuk pencegahan dan pengobatan diare (tidak ada laporan) dan pelatihan MP-ASI melalui pembentukan kelas ibu-ibu balita. Program sembako khusus yang tidak digunakan di Puskesmas Pegang Baru adalah suplemen makanan karena tidak ada pabrik terdekat yang mensuplai makanan tersebut dan perlindungan malaria karena daerah tersebut bukan daerah rawan malaria.
Meningkatkan kegiatan dalam program gizi khusus yang kegiatannya berfokus pada perkembangan gizi ibu sejak hamil hingga tahun kedua anak. Tenaga medis juga membantu dalam kegiatan posiando untuk memantau tumbuh kembang balita, sehingga pada saat anak berusia 4-6 bulan yang mengalami gangguan tumbuh kembang (slow growth) dapat segera ditindaklanjuti.
Karena anak sebelumnya ibu menerapkan pola makan yang sama dengan anak sekarang yaitu makan 3 kali sehari (2 kali sarapan dan snack (tidak ada protein setiap saat) yang diberikan oleh salah satu informan yang mengatakan bahwa ibu-ibu selama ini kehamilan Ibu mendapatkan MP-ASI melalui kegiatan PKK dan penyuluhan di posiandu, tetapi ibu tidak mengerti jumlah makanan yaitu tetap memberikan makanan tiga kali sehari, tetapi makan besar dua kali sehari, tidak makan makanan berprotein dan makan jajanan serta tahun pertama MP-ASI dan kejadian gagap di Puskesmas Patrang, Puskesmas Mangli dan Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember 17 Penelitian dengan hasil serupa juga dilakukan oleh Najahah et al (2013) dengan judul Risiko Penyapihan pada balita usia 12 bulan.-36 di Puskesmas Dasan Agung Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan pemberian makan dini merupakan faktor risiko balita dengan OR = 6, 38. 18
Unit Keluaran Berdasarkan hasil kajian ini, diketahui bahwa beberapa program terkait gizi belum tercapai targetnya, misalnya distribusi vaksin yang diperlukan. Hal ini terjadi karena ada laki-laki dan perempuan yang memiliki anak yang tidak mengizinkan anaknya untuk divaksinasi. Hasil FGD wartawan mengungkapkan bahwa ada anak yang tidak divaksinasi secara lengkap karena suaminya tidak mengizinkan anaknya yang masih kecil untuk divaksinasi. Selain itu, ada anak yang mendapat vaksin Hb0, BCG dan DPT 1 saja dan tidak mendapat vaksin lain karena nanti.
Jadwal Kegiatan Ukm
Vaksinasi, anak mengalami demam, sehingga suami wanita tersebut tidak mengizinkan anaknya untuk divaksinasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kebutuhan gizi khusus yaitu ASI tidak terpenuhi.
Upaya pencegahan stunting, pencegahan stunting pada remaja, pencegahan stunting kemenkes, cara pencegahan stunting, evaluasi program imunisasi, pencegahan stunting, penyuluhan pencegahan stunting, stunting pada anak balita, program pencegahan stunting di desa, pemberian imunisasi, tujuan pencegahan stunting, pencegahan dan penanganan stunting