Analisis Perbedaan Faktor Risiko Gizi Buruk Pada Balita Perempuan Dan Laki-laki. – Provinsi Sulawesi Tengah Aka Prastya Hati Bakolo, M. Jeffery, Sethi Helmi Joseph Leonardo Samudra Disusun oleh: Frances Buana Fase Ilmu Kedokteran Masyarakat

4 Gizi buruk merupakan gangguan terhadap beberapa aspek kesejahteraan individu dan/atau masyarakat akibat tidak cukup mengonsumsi makanan bergizi. Bayi dan anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menghadapi masalah gizi. Laporan Tahunan 2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Dongalla menemukan bahwa 14,6% anak di Kabupaten Dongalla kekurangan gizi.

Analisis Perbedaan Faktor Risiko Gizi Buruk Pada Balita Perempuan Dan Laki-laki.

8 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain case control. Penelitian ini membandingkan 64 anak gizi buruk dengan z-score BB/U <-3 SD untuk kelompok kasus dan 64 anak dengan z-score BB/U -2 sampai 2 SD untuk status gizi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Damplas, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Kontrol dipilih dari populasi yang sama dengan kasus dan jenis kelamin yang cocok dan rasionya adalah 1:1.

Mia Proposal Penelitian Gizi

9 Metode Penelitian Variabel terikat adalah kejadian gizi buruk pada anak. Variabel bebas adalah tingkat asupan energi, tingkat protein, riwayat penyakit menular, dan pola asuh. Variabel penelitian adalah pendidikan ayah, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, riwayat BBLR dan hanya menyusui. Alat penelitian berupa kuesioner terstruktur untuk wawancara, alat penimbangan berat badan anak menggunakan dakin yang sudah dikalibrasi, buku harian 24 jam digunakan untuk mengukur asupan energi dan protein.

10 Metode Penelitian Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi-square dengan selang kepercayaan (95% CI) dan taraf signifikansi p < 0,05. Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dan analisis stratifikasi dilakukan dengan uji Mantel. Tes Heinzel

13 Tabel 1 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan riwayat BBLR berbeda bermakna antara kelompok kasus dan kontrol (p 0,05). hal ini menunjukkan bahwa kelompok kasus dan kelompok kontrol memiliki distribusi karakteristik yang sama

15 Gambar 1. Diamati bahwa rata-rata RDA% energi yang dikonsumsi oleh anak malnutrisi adalah 10,34% lebih rendah daripada anak yang diberi makan normal. Total protein AKG juga menunjukkan bahwa protein anak gizi buruk 21,51% lebih rendah dibandingkan dengan anak gizi kurang.

Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Di Kota Parepare

17 Tabel 2 Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat asupan energi dengan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian gizi buruk (p0,05).

19 Tabel 3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu, pendidikan ayah, pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga, ASI eksklusif dan pendapatan keluarga dengan gizi buruk (p>0,05). Terlihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian gizi buruk dengan nilai OR 5,43 (p < 0,05). Anak dengan berat badan lahir rendah memiliki kemungkinan 5,43 kali lebih besar untuk mengalami kekurangan gizi dibandingkan dengan anak dengan berat lahir normal.

21 Tabel 4 Analisis ini dilakukan dengan menguji hubungan antara variabel independen dan dependen setelah mengontrol variabel yang memiliki nilai p <0,25 pada analisis bivariat. Variabel dengan p < 0,25 adalah asupan energi, asupan protein, penyakit infeksi, pola asuh, berat badan rendah, pendidikan ayah, dan pengetahuan gizi.

23 Tabel 5 dan 6 Tabel 5 menunjukkan bahwa perbedaan BBLR merupakan variabel perancu dalam hubungan antara konsumsi energi dengan kejadian gizi buruk pada anak. Hal ini terlihat pada hasil Crude atau Mantel-Heinzel atau yang perbedaannya melebihi 20% yaitu 26,1%. Tabel 6 menunjukkan hasil OR kasar dengan Mantel-Haenszel atau selisih lebih dari 20% yaitu 25,12%, jadi selisih berat adalah selisih antara riwayat penyakit menular dengan kejadian gizi buruk. yang kecil

Pdf) Gizi Pada Tenaga Kerja Pentingnya Gizi Pada · Pdf File2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Produktivitas Tenaga

Tabel 2  Hasil analisis Bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi energi dengan tingkat gizi buruk pada anak. Tabel 4  Analisis multivariat: Mempertimbangkan variabel BBLR bersama-sama, BBLR yang berbeda memiliki p < 0,25 dalam analisis bivariat, menunjukkan nilai OR sebesar 9,86 Tabel 4  Anak dengan berat lahir normal (≥2.500 g) ) dapat mengurangi risiko . Malnutrisi 5,76 kali lebih tinggi pada bayi dengan riwayat BBLR (<2.500 g).

Penelitian Norleela UR menunjukkan bahwa anak-anak dengan tingkat energi rendah lebih mungkin mengalami kekurangan gizi dibandingkan anak-anak dengan tingkat energi yang memadai. Penelitian Mustapa Y et al  Terdapat hubungan antara konsumsi energi dengan status gizi dan konsumsi energi merupakan faktor yang dapat menyebabkan malnutrisi. Susanty M dkk.

Tidak semua glukosa dan makanan tersedia  lipid dan protein diubah menjadi glukosa baru  katabolisme  energi. * Jalur glukogenesis anak  Metabolisme sama dengan orang dewasa tetapi mereka aktif tumbuh sehingga membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhannya. Tanda-tanda anak kurang gizi antara lain: gelisah, susah tidur, lemas, menangis, kurang nafsu makan, dan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

29 Tabel 5  Hasil analisis stratifikasi menunjukkan bahwa berat badan merupakan variabel bebas antara konsumsi energi dengan kejadian gizi buruk pada anak. Hal ini terlihat ketika perbedaan antara OR dan Mantel-Haenszel OR lebih besar dari 20%. Hal ini mungkin karena bayi BBLR memiliki organ tubuh yang belum matang, sehingga jika dipaksakan untuk menambah berat badan seperti bayi normal akan merusak organ tubuhnya.

Makalah Gizi Buruk

Tabel 2  Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara asupan protein dengan kejadian gizi buruk (p>0,05) Tabel 4  Dengan cara yang sama pada analisis multivariat dengan memasukkan berat badan menunjukkan OR . Nilai 1.18. Penelitian ini didukung oleh 2 penelitian: Mustapa Y, et al Susanty M, et al. Tidak ada hubungan antara tingkat asupan protein dengan kejadian gizi buruk di Gorontalo dan Makassar.

Le HT, dkk Lutviana E Nurcahyo K Namun, rata-rata konsumsi energinya rendah, sehingga saat tubuh kekurangan energi, fungsi protein diprioritaskan untuk menghasilkan energi atau membuat gula. Kekurangan protein yang berkepanjangan dapat menyebabkan kwashiorkor pada anak di bawah usia lima tahun.

Tabel 2  Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian gizi buruk pada anak (p<0,05). Penelitian ini didukung oleh 2 penelitian sebelumnya dari Nagulba Al-Fani Tabel 4  Analisis multivariat dengan menggabungkan variabel berat badan, pendidikan ayah dan pengetahuan gizi ibu menunjukkan nilai OR 2,83. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama gizi buruk.

33 Tabel 4  Bayi dengan berat badan lahir normal dapat menurunkan risiko malnutrisi sebesar 5,76 kali dibandingkan dengan bayi dengan riwayat BBLR. Tabel 4  Anak yang ayahnya berpendidikan tinggi dapat menurunkan risiko gizi buruk sebesar 2,97 kali dibandingkan dengan anak yang ayahnya berpendidikan rendah. Tabel 4  Anak yang ibunya memiliki pengetahuan gizi yang baik dapat menurunkan risiko gizi buruk sebesar 1,68 kali dibandingkan dengan anak yang ibunya tidak berpendidikan .

Analisis Terhadap Faktor Faktor Penyebab Gizi Kurang Pada Balita Di Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru Banyuwangi

34 Tabel 6  Hasil analisis analitik menunjukkan hubungan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian gizi buruk pada anak dengan berat badan berbeda yang merupakan variabel dikotomis. Hal ini terlihat dari nilai raw OR dan OR Mantel-Haenzel lebih besar dari 20%. Bayi BBLR akan lebih rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuhnya yang belum sempurna sehingga lebih rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.

Tabel 2  Tidak ada hubungan ukuran induk dengan kejadian gizi buruk (p>0,05). Tabel 4  Analisis multivariat yang menggabungkan variabel BBLR, pendidikan ayah dan pengetahuan gizi ibu, menunjukkan nilai OR 1,21. Penelitian ini didukung oleh 2 penelitian pertama dari Mustafa Al-Fani bahwa pola asuh yang buruk berhubungan dengan risiko malnutrisi yang lebih besar. Yang memiliki orang tua yang baik

Kurangnya hubungan antara pola asuh dengan kejadian gizi buruk mungkin disebabkan pola asuh yang lebih baik pada kelompok kasus (balita). Penyakit infeksi merupakan salah satu penyebab utama kekurangan gizi pada anak balita di wilayah tersebut. Menurut Soetjiningsih, praktik pengasuhan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

38 Asupan energi dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang pada anak di Kecamatan Dampilas Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah dengan risiko masing-masing 9,86 dan 2,83. Faktor risiko status gizi buruk pada anak di Kecamatan Damplas Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Pdf) Faktor Risiko Gizi Buruk Dan Gizi Kurang Pada Balita Di Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur

Untuk mengoperasikan situs web ini, kami mengumpulkan data pengguna dan membaginya dengan pemroses. Untuk menggunakan situs web ini, Anda harus menyetujui kebijakan privasi kami, termasuk kebijakan cookie kami.

Faktor penyebab gizi buruk, gizi pada bayi dan balita, perbedaan bentuk perut hamil laki dan perempuan, faktor yang mempengaruhi gizi buruk, perbedaan malnutrisi dan gizi buruk, perbedaan hamil laki laki dan perempuan, gizi buruk pada balita, perbedaan gerakan janin laki laki dan perempuan, faktor penyebab gizi buruk menurut unicef, perbedaan janin laki laki dan perempuan, faktor gizi buruk, cara mengatasi gizi buruk pada orang dewasa

By admin