Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan. – Baduta merupakan masa dimana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan sangat cepat. Penanda risiko untuk perkembangan anak yang buruk sangat mengejutkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor WASH (water, sanitation and hygiene) yang berhubungan dengan prevalensi stunting pada anak balita di Kabupaten Mamuzu.
Desain studi cross-sectional. Populasi penelitian adalah ibu balita usia 24-35 bulan di Kabupaten Mamuzu. Jumlah sampel 191 responden yang teknik pengambilan sampelnya menggunakan proporsional random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square, sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik.
Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (56,5%), dengan berat badan lahir ≥ 2.500 g (93,5%), sebagian besar pendek (60,1%), tidak memiliki riwayat diare (60,0%) dan memiliki riwayat ISPA (50,0%). Ada hubungan antara sumber air minum (PR 1.394, p=0.042), pengolahan air minum (PR 1.332, p=0.038), pengelolaan sampah (PR 2.743, p=0.000), pengelolaan sampah (PR 3.808, p=0.001). dan kebersihan (PR 0,740, p=0,028) pada kasus stunting. Kualitas fisik air minum (PR 0.958, p=0.833) dan kepemilikan rumah kecil (PR 1.041, p=0.760) tidak berhubungan dengan prevalensi stunting di Kabupaten Mamuzu. Faktor yang paling berpengaruh adalah pengelolaan sampah (OR 8.520, 95% CI, 2.099–19.506).
Pdf) Akses Ke Sarana Sanitasi Dasar Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6 59 Bulan
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara sumber air minum, pengolahan air minum, pengelolaan sampah, pengelolaan sampah dan kebersihan dengan stunting. Sementara itu, tidak ada hubungan antara kualitas fisik air minum dan kepemilikan jamban terhadap kejadian stunting di Kabupaten Mamuzu. Responden dengan pengelolaan sampah yang buruk memiliki risiko 8,520 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan responden dengan pengelolaan sampah yang baik. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat memperoleh air minum dari sumber yang aman, memperhatikan kondisi sanitasi lingkungan dan menjaganya, serta selalu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Higienis (PHBS) di lingkungan rumah.
Jelaskan pengaruh kepadatan penduduk terhadap lingkungan, pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman, pengaruh sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, pengaruh lingkungan terhadap perilaku manusia, pengaruh manusia terhadap lingkungan, pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, pengaruh budaya terhadap lingkungan, pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja, skripsi pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, pengaruh lingkungan terhadap bisnis, pengaruh lingkungan terhadap individu, pengaruh iklim terhadap lingkungan