Analisis Pengaruh Beban Muatan Terhadap Performa Kendaraan Ringan Listrik – Analisis Pengaruh Beban Gandar Kendaraan Berulang Sebagai Faktor Kerusakan (Studi Kasus Jalan Pangkalan Kerinsi – Sorek Sta 64+850 – Sta 99+930) Leo Sentosa, ST, MT Mujiatko, ST, MT Lubis Aswin Gani

Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi suatu negara yang memegang peranan sangat penting dalam bidang transportasi, terutama untuk kelancaran distribusi barang dan jasa. Angkutan jalan juga sering menimbulkan masalah di bagian perbaikan. Peningkatan jumlah kendaraan (trailer, bus dan kendaraan lain) yang melebihi daya dukungnya juga menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan yang relatif cepat, tidak mencapai umur layanan jalan yang direncanakan. Penelitian data LHR dilakukan dengan mensurvei Jalan Lintas Timur di Jalan Pangkalan Kerinci-Sorek. Untuk menghitung faktor kerusakan beban pada gardan kendaraan digunakan rumus E = K (L/8,16)

Analisis Pengaruh Beban Muatan Terhadap Performa Kendaraan Ringan Listrik

. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor berbahaya yang dominan adalah keterulangan kendaraan (LHR) serta beban yang dibawa oleh kendaraan relatif besar. Kendaraan yang faktor kerusakannya dominan adalah kendaraan derek, yang menurut konfigurasi jalan raya dan laporan pendekatan survei MST 2000, memiliki nilai ESAL untuk pengangkutan kayu gelondongan sebesar 43,0592. Berdasarkan komposisi metode Bin Marg, tingkat pelayanan jalan hanya 4,3 tahun yang merupakan pengurangan 43% dari perencanaan, dan menurut pendekatan laporan konfigurasi, hasil studi MST 2000 di Dumai mendapatkan tingkat pelayanan jalan hanya 2,8 tahun, yang merupakan pengurangan 72% dari rencana 10 tahun.

Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas Xi Semester 1 By P’e Thea

Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam bidang transportasi, terutama untuk kelancaran distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan tol sangat diperlukan untuk mendukung trend pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, selain pertumbuhan ekonomi, transportasi jalan juga sering menimbulkan masalah pemeliharaannya. Peningkatan jumlah kendaraan (trailer, bus, dan kendaraan lain) yang melebihi kapasitas angkutnya juga menjadi salah satu penyebab relatif cepatnya kerusakan jalan sebelum mencapai umur layan yang direncanakan.

Pergerakan kendaraan terutama kendaraan berat berdampak besar terhadap kerusakan jalan. Selain kualitas komponen permukaan jalan dan pengerjaannya yang bisa kurang lancar, faktor lain yang sangat berpengaruh dan menentukan umur permukaan jalan adalah selisih antara beban yang diperhitungkan pada poros kendaraan dengan beban aktual yang melewati jalan. Jalan Pangkalan Kerinci-Sorek memiliki banyak perusahaan industri. Kendaraan perusahaan industri besar yang mengangkut bahan baku seperti kayu dan kelapa sawit merupakan kendaraan berat dan muatannya seringkali melebihi kapasitas angkutnya. Jika hal ini terus berlanjut, tidak hanya jalan yang akan rusak, tetapi juga dapat menyebabkan pengurangan umur jalan yang relatif cepat. Melihat kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan kajian untuk menganalisis pengulangan beban pada gardan kendaraan sebagai faktor kerusakan yang menyebabkan penurunan umur layan jalan.

Jalan Lintas Timur khususnya Jalan Pangkalan Kerinci-Sorek memiliki banyak kendaraan dengan muatan gardan yang bervariasi. Pengulangan beban gardan merupakan salah satu faktor yang merugikan bagi jalan raya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis sejauh mana keterulangan sumbu tersebut mempengaruhinya. Beban variabel pada poros kendaraan merupakan faktor yang berbahaya.

1. Perhitungan lalu lintas harian rata-rata (LHR) kendaraan 2. Perhitungan faktor kerusakan tiap sumbu beban 3. Perhitungan nilai persentase pengurangan umur layan jalan akibat beban pada sumbu kendaraan.

Analisa Pengaruh Repitisi Beban Gandar Kendaraan Sebagai Faktor Perusak

1. Kendaraan yang diamati adalah kendaraan standar Bin Marg. Konfigurasi jalan raya b. Konfigurasi pendekatan hasil survei MST 2000 di Dumai 4. Survei dilakukan selama 3 hari berturut-turut (24-26 Januari 2006) selama 24 jam.

Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, jalan adalah suatu objek angkutan darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan dan perlengkapan penunjang yang diperuntukkan bagi

Untuk pergerakan di permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau di atas permukaan air, serta di atas permukaan air, tidak termasuk rel kereta api, jalan raya, dan kereta gantung.

Data lalu lintas kendaraan merupakan data umum untuk perencanaan pembangunan jalan, karena kapasitas jalan yang direncanakan tergantung dari komposisi kendaraan yang akan menggunakan jalan tersebut pada ruas jalan yang ditinjau. Intensitas dan arus lalu lintas diperlukan untuk menentukan jumlah dan lebar lajur pada lajur satu arah dalam menentukan karakteristik geometrik, sedangkan jenis kendaraan akan menentukan kelas beban atau beban sumbu terdekat (MST) yang berdampak langsung pada konstruksi perkerasan. perencanaan. jam selama satu periode atau lebih, misalnya berdasarkan jadwal per jam, kondisi arus lalu lintas pagi, siang dan malam. Volume lalu lintas dinyatakan dalam kendaraan/jam yang menunjukkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) di kedua arah. Struktur perkerasan jalan lentur yang tebal, data lalu lintas harian (LHR) berkontribusi dan dibutuhkan sebagai dasar terkait beban rencana yang akan dilayani. Mengenai kebutuhan untuk mencocokkan daya dukung struktur perkerasan lentur dengan beban lalu lintas yang disesuaikan dengan kelas jalan yang ditentukan, pertimbangan beban standar dan konfigurasi gardan kendaraan dalam perhitungan silang ekuivalen diatur oleh Berat Izin Kotor (JBI ) dan Bobot Jatah Kotor (JBKI). Tujuan penulisan ini adalah untuk mensurvei literatur untuk panduan survei penghitungan lalu lintas manual. Penulisan ini bertujuan untuk membuat perhitungan ekuivalensi silang kendaraan berdasarkan pendekatan kelas jalan yang telah ditentukan. Ketentuan kelas jalan eksisting yaitu kelas III memberikan total ekuivalen sebesar 3.608.503,82. Ketentuan kelas jalan baru yaitu Kelas II menghasilkan ekuivalen kumulatif sebesar 5.792.434,43 term: lalu lintas harian rata-rata (LHR); kelas jalan; JBI dan JBKI; jumlah kumulatif yang setara;

Pdf) Analisis Dampak Beban Overloading Kendaraan Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur Rencana Perkerasan (studi Kasus Ruas Jalan Simp Lago

Angkutan adalah angkutan, angkutan berarti pergerakan atau alat angkut, dan angkutan berarti pengangkutan barang dengan berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi (Kemendiknas, 2012). Kendaraan sebagai alat transportasi dan jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan kegiatan transportasi. Norma utama yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan prasarana transportasi jalan adalah undang-undang tentang jalan raya, dan norma yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan angkutan jalan adalah undang-undang tentang lalu lintas jalan dan angkutan jalan. Jalan menekankan pentingnya jaminan keselamatan jalan, kinerja fisik elemen jalan terhadap persyaratan teknis jalan untuk menghindari atau tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas (Pemerintah Republik Indonesia, 2004). Saat ini, undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan menentukan upaya prioritas

Kendaraan atau tergantung pada konfigurasi poros kendaraan. Mewujudkan keselamatan jalan yaitu suatu keadaan dimana setiap orang terlindungi dari resiko kecelakaan di jalan raya yang disebabkan oleh orang, kendaraan, jalan dan/atau lingkungan. Keselamatan jalan dan keselamatan lalu lintas merupakan unsur penting yang saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggaraan keselamatan jalan. Dalam kondisi ideal, bobot, daya dukung, dan dimensi kendaraan yang akan melaju di jalan menjadi pedoman dalam pembangunan jalan. dan jembatan Jalan sebagai kendaraan darat masih menjadi andalan untuk memindahkan orang dan barang dari dan ke berbagai pelosok tanah air. Volume pemakaian terus meningkat dari tahun ke tahun, tidak hanya dari segi volume, tetapi juga dari segi muatan kendaraan khususnya muatan. Upaya untuk meningkatkan efisiensi angkutan barang telah mengarah pada penggunaan kendaraan yang lebih besar yang memiliki daya angkut yang lebih besar. Beban jalan yang terus bertambah, baik volume maupun berat per satuan kendaraan, memerlukan infrastruktur jalan yang berkualitas tinggi yang harus disiapkan dan disesuaikan dengan beban agregat ekuivalen kendaraan yang akan melewatinya. Berdasarkan: (1) fungsi dan intensitas gerak; Sehubungan dengan kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan (2) daya dukung terhadap beban sumbu dan dimensi terbesar kendaraan bermotor (Pemerintah Republik Indonesia, 2009). Salah satu bentuk adaptasi terhadap ketentuan baru tersebut adalah dengan mendorong perubahan pengelompokan jalan berdasarkan kebutuhan peningkatan kapasitas total jalan agar mampu mengangkut beban lalu lintas dengan beban sumbu minimal 8 ton. Dasar pertimbangan dalam penyusunan desain permukaan jalan tikungan. Pada proses perhitungan intensitas lalu lintas untuk mendapatkan total volume lalu lintas kendaraan setara satu gardan dengan daya angkut 8,16 ton, terdapat ketergantungan antara kelas jalan, jenis kendaraan bermotor, konfigurasi gardan kendaraan, MST, dan massa kotor yang diizinkan (JBI). ) ), dan total bobot kumulatif. Diizinkan (JBKI). JBI adalah berat maksimum kendaraan bermotor dan muatan yang diperbolehkan tergantung kelas jalan yang dilaluinya. JBKI adalah berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor dan beban yang diperbolehkan tergantung pada kelas jalan yang dilaluinya (Pemerintah Republik Indonesia, 2012).

Klasifikasi kendaraan merupakan pertimbangan penting dalam perhitungan jenis kendaraan, yang mempengaruhi jumlah beban kendaraan yang diterima struktur perkerasan lentur.

Dan tingkat kerusakan jalan yang ditimbulkannya. Klasifikasi kendaraan berdasarkan jenis kendaraan dan konfigurasi gardan kendaraan, secara umum jenis kendaraan dikelompokkan menjadi 8 kelompok, seperti terlihat pada Tabel 2.1.

Pdf) Angkutan Barang Perkotaan Di Kota Kota Negara Berkembang

Sasaran. 1 sepeda motor, kendaraan roda 3 sasaran. 2 sedan, jeep, station wagon. 3 kendaraan penumpang sedang. 4 Kumpulkan aplikasi, truk mikro, dan kendaraan pengiriman yang ditargetkan. 5A target bus kecil. Sasaran Bus Besar 5B. Truk ringan 6a 2-gandar lengkap. 6b truk 2-poros sedang. Truk 3-poros tujuan 7A. 7b Truk tujuan dengan trailer. Truk semi-trailer 7s Gol. 8 Kendaraan tidak bermotor

Berat kotor kendaraan (GVW) adalah berat maksimum suatu kendaraan bermotor dan muatannya yang diperbolehkan melintasi suatu ruas jalan. Sedangkan Jatah Berat Gabungan Kotor (JBKI) adalah berat maksimum gabungan kendaraan bermotor dan muatannya, termasuk gerbong/kereta gandengan yang terpasang, yang diperbolehkan melewati suatu ruas jalan. Besarnya JBI untuk sebuah mobil tergantung pada konfigurasi gardan dan kelas mobil tersebut

Angkat beban ringan, pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan, pengaruh makanan terhadap asi, pengaruh globalisasi terhadap budaya, analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, analisis beban kerja, analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah, pengaruh apbd terhadap perekonomian, analisis pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas, pengaruh kopi terhadap lambung, pengaruh kafein terhadap jantung, analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen

By admin